Rabu, 08 Januari 2014

Penyiksaan Fisik Pada Anak-anak



PSIKOLOGI ANAK KHUSUS
PENYIKSAAN FISIK PADA ANAK



 





OLEH :
FARADINA LESTARI WISSA PUTRI
NPM :12511691
KELAS :3PA06
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS GUNADARMA 2014




Penyiksaan Fisik yang terjadi pada seorang anak berusia 6 tahun

            Saat ini banyak sekali kasus yang terjadi khususnya di Indonesia mengenai penyiksaan fisik terutama pada anak-anak. Miris nya hal ini seringkali terjadi dan dilakukan oleh orang tua mereka sendiri, baik itu orang tua kandung maupun orang tua tiri. Orang tua yang seharusnya menjaga, melindungi dan menyayangi anaknya malah memperlakukan anaknya dengan sangat tidak manusiawi, anak disiksa, dipukuli dan kekerasan fisik lainnya.
            Banyak faktor yang biasanya mendasari penyiksaan fisik yang terjadi pada anak-anak diantaranya faktor keluarga, biasanya anak yang mengalami korban kekerasan khususnya secara fisik dialami oleh anak-anak yang orang tua nya bercerai, apabila orang tuanya menikah kembali,maka sang anak biasanya mendapatkan  kekerasan fisik yang dilakukan oleh ayah atau ibu tiri mereka.
Faktor berikutnya ada faktor ekonomi, sebuah keluarga yang memiliki ekonomi rendah (kurang mampu) mengakibatkan banyak tuntutan yang mereka hadapi, masalah biaya sehari-hari, keperluan sekolah dll. Jika sebuah keluarga memiliki penghasilan pas-pasan biasanya mereka meminta anak-anak mereka untuk bekerja.
Kondisi emosional orang tua pun menjadi salah satu faktor penyebab kekerasan fisik pada anak. Orang tua yang tidak siap menghadapi banyaknya tuntutan hidup biasanya mudah sekali emosi jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Salah satu contoh, yang sering terjadi di masyarakat, jika anak rewel,nakal, sering menangis itu merupakan hal yang wajar yang terjadi pada setiap anak, akan tetapi jika orang tua tidak sabar dan tidak siap dengan keadaan seperti itu biasanya mereka mudah emosi, sehingga yang terjadi mereka memukul anak mereka,mencubit yang tujuannya agar anak tersebut diam dan mau menurut.
Padahal tidak semua anak dapat menjadi diam bahkan penurut jika ditangani dengan kekerasan, dampaknya bisa saja si anak menjadi anak yang pembangkang, mengalami trauma, takut untuk menghadapi orang tua, dan masalah psikologis lainnya.
Ada baiknya setiap orang tua yang memiliki masalah apapun tidak harus menyelesaikan nya dengan kekerasan, apalagi jika masalah tersebut berhubungan dengan anak mereka. Karena seorang anak akan lebih baik jika diperlakukan dengan baik, diberikan kasih sayang, dijaga dan dilindungi. Hal ini berlaku untuk semua orang tua bukan hanya orang tua kandung.
Contoh peristiwa :
Masih ingat dengan kasus Adit ? anak laki-laki berusia 6 tahun asal Riau yang mengalami penyiksaan fisik oleh Ibu tirinya sendiri. Adit yang ditemukan di perkebunan kelapa sawit oleh seorang pedagang sayur dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Bagaimana tidak anak laki-laki yang seharusnya masih asyik bermain bersama teman-temannya ini menderita luka yang sangat parah disekujur tubunya.
Kesimpulan
Dari beberapa artikel mengenai Adit yang saya baca dapat disimpulkan bahwa alasan mengapa Adit mendapatkan kekerasan dari Ibu Tirinya karena sang Ibu sering dibuat kesal oleh Adit, Adit sering memukul adiknya dan membuat Ibunya jengkel, maka dari itu Ibu tirinya pun memukulnya dan berniat membuangnya.
Adit menerima siksaan fisik yang cukup parah di sekujur tubuhnya, dan ia mengalami trauma yaitu takut dengan perempuan.
Treatment yang digunakan untuk menghilangkan trauma diantaranya yang pertama sembuhkan dulu luka fisiknya (luka disekujur tubuh) kemudian anak ditempatkan di lingkungan yang membuat dirinya merasa aman dan nyaman. Setelah itu diberikan sugesti pada anak bahwa orang-orang disekitarnya menyayangi dirinya dan akan melindunginya. Lama tidaknya treatment yang dijalankan tergantung dari kesiapan mental anak dan dukungan dari orang-orang disekitarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Faradina Lestari Wissa Putri Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates