BAB
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Pelangi, semua orang
pasti tahu apa itu pelangi. Ya, pelangi merupakan suatu fenomena alam yang
sangat indah yang biasa nya muncul setelah hujan. Pelangi juga merupakan hasil
proses pemisahan warna-warna matahari oleh tetesan-tetesan air.Banyak hal yang
berhubungan dengan kemunculan pelangi. Ada mitos yang dipercayai oleh sebagian
masyarakat tentang timbulnya pelangi. Dan ada pula teori-teori yang menjelaskan
bagaimana proses munculnya pelangi ini.
Untuk itu disini saya
akan membahas lebih dalam mengenai apa itu pelangi, bagaimana proses terjadinya
pelangi, mitos apa yang berhubungan dengan pelangi dan apa saja teori yang
menjelaskan tentang pelangi.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu pelangi ?
2. Apa
mitos yang berhubungan dengan pelangi ?
3. Bagaimana
proses terjadinya pelangi menurut teori ilmu sains ?
4. Apa
saja jenis-jenis pelangi ?
1.3
Tujuan
1. Kita
dapat mengetahui apa itu pelangi dengan lebih jelas.
2. Kita
dapat mengetahui mitos yang berhubungan dengan pelangi, sehingga kita tidak
mengambil kesimpulan sementara mengenai pelangi.
3. Agar
kita dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya pelangi menurut ilmu sains.
4. Agar
kita dapat mengetahui jenis-jenis pelangi.
1.4
Manfaat
Agar
kita lebih memahami apa itu pelangi,dan bagaimana proses terjadi pelangi dan
mengetahui jenis-jenis pelangi.
BAB II
Pembahasan
a. Pengertian Pelangi
Pelangi adalah fenomena alam indah yang sering dilihat manusia. Pelangi
merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya
matahari oleh butir-butir air. Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan
meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit
atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan
ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat
dilihat di sekitar air terjun yang deras.
Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat
panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini,
jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk
karena udara berkabut atau berembun. Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai
sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu
warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna),
melalui suatu media/ medium tertentu pula.Pada pelangi, proses berurainya warna
terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum
warna melalui media air hujan.
Pelangi memiliki 7 warna yang biasa kita sebut
dengan warna “Mejikuhibiniu” yang artinya : Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru,
Nila dan ungu. Seperti gambar di bawah ini.
b. Mitos Pelangi (Ilmu Sementara)
Dalam
pandangan orang Lio (Flores NTT), munculnya pelangi merupakan peristiwa yang
sangat mendatangkan berkah. “Pelangi” dalam bahasa Lio sering disebut “Nipa
Moa”. Nipa berarti Ular dan Moa berarti Haus (kehausan) Jauh sebelum mengenal
teknologi canggih, masyarakat Lio kerap melihat Nipamoa sebagai fenomena alam
yang sangat luar biasa dipandang sehingga masyarakat beranggapan bahwa
kemunculannya sebagai berkah yang diberihkan Yang Maha Kuasa untuk kesuburan
tanah disekitar. Sejak Ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, masyarakat Lio
sering mengkaitkan dan menghubungkan nipamoa dengan tata cara bercocok tanam
agar mendatangkan hasil yang melimpah dari sawah dan ladang. Sehingga kadang
masyarakat beranggapan bahwa “Nipamoa” sebagai sesosok mahluk yang berwujud
mirip ular dalam pewayangan yang turun dari langit. Mitos mengenai nipamoa itu
sendiri bahkan telah membahana dari generasi ke generasi sehingga sulit
ditampik dari kebiasaan kehidupan masyarakat Lio. Pembuktian mengenai legenda mahluk yang
mirip ular ini tentunya didasari pengalaman nyata dari masyarakat Lio itu
sendiri sehingga munculah berbagai spekulasi tentang nipamoa. Meskipun selalu
dikaitkan dengan sosok mahkluk yang mirip ular namun hal ini tidak serta merta
melahirkan perspektif yang menyeramkan pula, justru sebaliknya masyarakat
selalu beranggapan bahwa nipamoa adalah suatu keagungan dan kecantikan semesta
serta dihiasi keindahan berbagai warna - warni yang tertampak seperti dalam
lagu-lagu kanak-kanak yang sering terdengar. Konon, menurut cerita masyarakat
setempat, pada saat kemunculan nipamoa, yang pertama sekali diperhatikan adalah
posisi dan arah turunnya pelangi serta posisi aliran air (kali) sehingga muncul
pula berbagai dugaan dari masyarakat. Berikut ini Sebagai contoh untuk
menguatkan dugaan masyarakat tersebut adalah:
Pada saat hujan turun, misalnya di wilayah Kelimutu secara tidak terduga tiba-tiba Nipamoa muncul disekitar danau Kelimutu, maka munculah berbagai pemikiran masyarakat bahwa Nipamoa tersebut turun dan minum air di danau kelimutu dan tempat itu telah diberihkan berkah. Bahkan ada pula orang - orang tertentu yang menyatakan diri berpapasan secara langsung dengan sosok mahkluk mirip ular yang turun dari langit yaitu nipamoa seperti dalam dongeng (Fiksi), sehingga orang tersebut dianggap mempunyai kesaktian yang luar biasa yang didapat dari atau dalam bahasa Lio disebut “Sakasera”. Dari sederet fenomena tentang nipamoa, hal yang paling menakjubkan adalah adanya sinkronisasi mutlak antara nipamoa dan pola bercocok tanam masyarakat setempat.
Pada saat hujan turun, misalnya di wilayah Kelimutu secara tidak terduga tiba-tiba Nipamoa muncul disekitar danau Kelimutu, maka munculah berbagai pemikiran masyarakat bahwa Nipamoa tersebut turun dan minum air di danau kelimutu dan tempat itu telah diberihkan berkah. Bahkan ada pula orang - orang tertentu yang menyatakan diri berpapasan secara langsung dengan sosok mahkluk mirip ular yang turun dari langit yaitu nipamoa seperti dalam dongeng (Fiksi), sehingga orang tersebut dianggap mempunyai kesaktian yang luar biasa yang didapat dari atau dalam bahasa Lio disebut “Sakasera”. Dari sederet fenomena tentang nipamoa, hal yang paling menakjubkan adalah adanya sinkronisasi mutlak antara nipamoa dan pola bercocok tanam masyarakat setempat.
c. Proses terjadinya Pelangi menurut Ilmu Sains
Proses terjadinya matahari yang pertama karena adanya cahaya matahari. Cahaya
matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih
cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh
warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna
bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam
spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di
sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena
pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati
butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam
tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi
ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian
dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari
tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda,
tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di
paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar,
tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus
berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang
tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam
satu garis lurus.
d.
Jenis-Jenis
Pelangi
- Classic Rainbows
Pelangi Alam terdiri dari enam warna: merah, oranye, kuning, hijau, biru
dan ungu. Intensitas warna masing-masing mungkin karena berbagai kondisi
atmosfer dan waktu (kemudian).
- Circular Rainbows
Pelangi itu benar-benar terlihat seperti busur lingkaran sempurna dengan
radius tepat 42 derajat, meskipun melihat pelangi ini sulit karena tanahnya
memiliki kebiasaan menghalangi. Circular Rainbows sendiri pernah terjadi di
beberapa daerah di Indonesia.
- Secondary Rainbows
Pelangi primer, sering disertai dengan pelangi sekunder biasanya tipis dan
redup daripada pelangi primer. Pelangi sekunder terkenal dengan karakteristik tertentu:
spektrum ditampilkan dalam urutan terbalik dari sebuah pelangi primer.
- Red Rainbows
Red Rainbows biasanya terlihat saat fajar atau senja ketika ketebalan
filter atmosfir bumi menjadi biru, meninggalkan lebih merah atau tetesan cahaya
oranye mencerminkan dan membiaskan air. Hasilnya adalah pelangi dengan spektrum
ujung merah sangat meningkat.
- Sundogs
Yang paling sering terlihat rendah di langit di hari musim dingin yang
cerah, sundogs dibuat ketika matahari bersinar melalui kristal es yang tinggi
di atmosfer. Sundogs berwarna merah di bagian dalam dan ungu di bagian luar
dengan sisa spektrum ramai di antaranya.
- Fogbows
Fogbows lebih jarang terlihat daripada pelangi karena parameter tertentu
yang harus disesuaikan untuk menciptakan mereka. Misalnya, sumber cahaya harus
berada di belakang pengamat dan membumi. Juga, kabut di belakang pengamat harus
sangat tipis sehingga sinar matahari yang dapat bersinar melalui kabut tebal di
depan.
- Waterfall Rainbows
Kabut air terjun bercampur ke dalam aliran udara konstan atmosfer terus
menerus, terlepas dari cuaca. Seleksi pasangan beberapa gambar air terjun
paling terkenal yang berbarengan dengan beberapa pelangi menakjubkan.
- Fire Rainbows
Pelangi ini bukan terbuat dari api. Fenomena ini hanya dapat dilihat dalam
kondisi spesifik tertentu seperti awan
cirrus, yang bertindak seperti prisma harus setidaknya berada di ketinggian
20.000 kaki dan matahari harus menyorot ketika mereka berada di ketinggian
58-68 derajat.
- Moonbows
Moonbows, seperti moondogs, adalah mitra untuk pelangi lunar. Mereka juga
jauh lebih sulit dilihat karena badai hujan harus berlalu dan, idealnya, bulan
purnama yang terang tidak terhalang oleh awan.
BAB III
Kesimpulan
Pelangi
merupakan fenomena alam yang sangat indah. Banyak hal yang menjelaskan
bagaimana proses terjadinya pelangi. Dalam pandangan orang Lio (Flores NTT),
munculnya pelangi merupakan peristiwa yang sangat mendatangkan berkah. Sejak
dulu masyarakat Lio sering mengkaitkan dan menghubungkan munculnya pelangi dengan tata cara bercocok tanam agar
mendatangkan hasil yang melimpah dari sawah dan ladang.
Sedangkan menurut Ilmu Sains, proses terjadinya
pelangi di akibatkan karena adanya cahaya matahari. Cahaya matahari
adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya
matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh
warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu yang sering kita sebut Mejikuhibiniu.
sangat bermanfaat untuk artikel saya, trimakasi :)
BalasHapus