Biografi
Gajah Mada
Gajah Mada
diperkirakan lahir pada tahun 1290 M. Gajah Mada merupakan anak pertama dari
pasangan Si-Jawangkati dengan Lailan Mangrani. Ia memulai karirnya di Majapahit
sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) dan
mengatasi Pemberontakan Ra Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319.
Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri.
Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui. Ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta & Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada kemudian diangkat secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi sebagai patih di Majapahit (1334).
Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui. Ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta & Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada kemudian diangkat secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi sebagai patih di Majapahit (1334).
Sampai
saat ini tidak ada yang mengetahui bagaimana sosok asli Gajah Mada dan
bagaimana rupa wajah nya. Gajah Mada wafat pada sekitar tahun 1364 M. Tidak ada
satu pun orang yang dapat mengungkap misteri asal-usulnya bahkan tentang akhir
hidupnya. akibat diasingkan dan dihianati oleh Hayam Wuruk sebagai suatu buntut
peristiwa BUBAT dimana Gajah Mada di singkirkan ke wilayah Madakaripura dan
hidup Gajah Mada di wilayah itu asketis. Terdapat sejumlah tulisan yang menyebut
bahwa ia menderita sakit ataupun dibunuh oleh Raja Hayam Wuruk (Rajasanagara)
sendiri yang khawatir akan pengaruh politik Gajah Mada yang sedemikian kuat di
Majapahit.
Bukan saja tentang asal-usul dan kematiannya,
tentang strategi politik menuju posisi puncak di Majapahit serta strategi
perangnya menguasai Nusantara juga masih menyimpan banyak misteri yang tak
terjawab hingga kini.
Tidak ada satu sumber pun yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui asal Gajah Mada dan siapa orang tuanya. Para sejarawan bersilang pendapat tentang asal usulnya. Ada yang menyebut Gajah Mada berasal dari Sumatera, tepatnya dari Minangkabau dengan asumsi bahwa kata Mada itu di Minangkabau berarti bandel, sementara di Jawa tidak ada kata Mada dalam kosa kata bahasanya.
Tidak ada satu sumber pun yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui asal Gajah Mada dan siapa orang tuanya. Para sejarawan bersilang pendapat tentang asal usulnya. Ada yang menyebut Gajah Mada berasal dari Sumatera, tepatnya dari Minangkabau dengan asumsi bahwa kata Mada itu di Minangkabau berarti bandel, sementara di Jawa tidak ada kata Mada dalam kosa kata bahasanya.
Sumpah Palapa
Sumpah Palapa adalah suatu
pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada
upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, pada
tahun 1258 Saka (1336
M).
Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang
berbunyi:
Sira Gajah
Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun
huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran,
TaƱjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, samana isun amukti palapa".
Yang
dalam bahasa Indonesia memiliki arti ,
Beliau Gajah
Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika
telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika
mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa
diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang
disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit. Walaupun
ada sejumlah (atau bahkan banyak) orang yang meragukan sumpahnya, Patih Gajah
Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Bedahulu (Bali) dan Lombok
(1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dan
negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra) telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan,
Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan
seperti Kapuas, Katingan, Sampit.
Sekarang makin terasa bahwa Sumpah
Palapa yang dideklarasikan oleh Gajah Mada sungguh sangat sakti, suci, dan
membawa berkah bagi kita rakyat dan bangsa Indonesia. Sakti, karena secara gaib
nama Nusantara masih bisa dipakai sebagai tali pengikat di antara bangsa-bangsa
yang mendiami kepulauan Nusantara. Padahal arti Nusanatara yang sesungguhnya
adalah pulau-pulau lain di luar Jawa (Nusa berarti pulau, antara berarti
lainnya). Suci dalam arti sumpah tersebut benar-benar diberkahi oleh Tuhan Yang
Maha Esa, artinya sumpah tersebut diberi kekuatan oleh Tuhan, berupa kekuatan
persatuan dan kesatuan. Secara spiritual Nusantara harus diterima sebagai karunia
Tuhan, yang walaupun di antara pulau-pulau terpisah satu sama lainnya oleh
lautan, namun rasa kesatuan dan persatuan tetap terbentuk secara utuh
menyeluruh.
Sumpah
Pemuda
Sumpah
Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa
Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia
memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses
kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang
selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu,
kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu
untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang
Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia
hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus
1945.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas
ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato
pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan
kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi Sumpah Pemuda :
Sumpah Pemuda versi orisinal :
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang
Disempurnakan:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Perbedaan
Sumpah Pemuda dan Sumpah Palapa
A. Karakteristik Tokoh 1331 dan 1928
Karakter tokoh pada tahun 1331 cenderung kasar dan semena-mena. Hal ini terlihat dari cara petinggi Kerajaan Majapahit menaklukan kerajaan-kerajaan lainnya yang terkesan otoriter. Meskipun begitu tokoh pada tahun tersebut mempunyai rasa nasionalisme yang yang sangat tinggi. Semangat mereka selalu berkobar selalu. Mereka selalu berusaha untuk maju menjadi yang terbaik. Dan mereka selalu mengejar obsesi yang jua selalu dapat mereka capai. Hal ini terlihat dari upaya-upaya yang mereka dalam menaklukan kerajaan-kerajaan lain di nusantara, meskipun mereka menghalalkan segala cara untuk menyatukan nusantara. Selain itu, tokoh 1331 sangat setia dan konsekwen pada sumpah dan selalu sujud kepada yang dijunjungnya. Hal ini terlihat dari keberhasilan Kerajaan Majapahit menaklukkan hampir seluruh kerajaan di nusantara.
Sedangkan karakter tokoh pada tahun 1928 lebih halus dan selalu mementingkan kepentingan bersama. Mereka selalu sama-sama enak, sama-sama susah. Ketika ada suatu kalangan yang membutuhkan bantuan, dengan senang hati mereka akan saling membantu. Selain itu mereka selalu mengambil kebutusan secara bersama-sama yakni melalui musyawarah yang menuju mufakat. Hal ini mereka lakukan untuk lebih mengentalkan rasa persatuan dan kesatuan mereka. Jiwa nasionalisme juga terlihat dari semangat mereka yang berapi-api. Mereka mempunyai kemauan untuk bersatu dalam satu kesatuan. Mereka selalu menyerukan suara kemerdekaan. Dan yang terpenting mereka setia pada sumpah yang telah mereka ucapkan, hal ini terlihat pada akhirnya seleruh rakyat Indonesia yang kemudian membawa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan. Kemerdekaan yang Indonesia raih tidak lain berkat upaya para pemuda Indonesia.
B. Makna Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sama yakni persatuan dan kesatuan. Hal ini telihat dari isi kedua sumpah tersebut. Sumpah Palapa yang berbunyi “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa”, atau dalam dalam bahasa Indonesia kurang lebih “Aku tidak akan makan buah palapa sebelum daerah di seluruh nusantara dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit” maknanya kurang lebih adalah Gajah Mada tidak akan pernah menyentuh dan merasakan kenikmatan duniawi sebelum Gajah Mada dapat menyatukan seluruh nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit. Dari kata menyatukan dapat disimpilkan bahawa Gajah Mada menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan di bumi nusantara melalui Sumpah Palapa. Selain itu juga tersirat rasa cinta tanah air yang dicerminkan dengan persatuan bangsa. Sedangkan bunyi Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia” maknanya kurang lebih sama dengan apa yang telah dikumandangkan oleh Gajah Mada pada Sumpah Palapanya. Pemuda Indonesia mengakui adanya persatuan dan kesatuan pada diri mereka, pada jiwa mereka. Inilah yang kemudian membawa Indonesia kedalam persatuan.
C. Tujuan Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada dan Sumpah Pemuda yang dikumandangkan oleh para Pemuda Indonesia atas dasar tujuan tertentu. Sumpah Palapa yang berbunyi “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” mempunyai tujuan yaitu ingin mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan di nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit, untuk memperkuat pertahanan nusantara, dan yang terpenting untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. “Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari sumpah pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda di seluruh tanah air.
D. Cara Pencapaian Tujuan Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Cara pencapaian tujuan Sumpah Palapa adalah dengan menaklukan seluruh nusantara baik secara halus maupun kasar. Cara halus yang dimaksud adalah dengan menikahkan Hayam Wuruk dengan putri-putri raja dari kerajaan yang dimaksud. Meskipun pada akhirnya berujung peperangan. Sedangkan yang cara kasar dengan merebut kerajaan yang dimaksud dengan perang. Sumpah Pemuda juga mempunyai cara tersendiri untuk mencapai tujuannya. Cara pencapaiannya dengan mengelar kampanye-kampanye yang menyerukan dan menyebarluaskan semangat nasioalisme untuk lepas dari penjajah (merdeka) melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik. Cara lain yang ditempuh oleh para pemuda adalah dengan memajukan organisasi-organisasi yang dulunya telah terbentuk Budi Utomo misalnya. Lahirnya Sumpah Pemuda dengan pernyataan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan memunculkan wadah baru di Indonesia yakni Angkatan Pujangga Baru. Wadah inilah yang menjaring kegiatan di bidang bahasa dan sastra Indonesia.
E. Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda dalam Konteks Cinta Tanah Air
Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada adalah sumpah setia kepada Kerajan Majapahit.Begitu cintanya Gajah Mada pada bumi nusantara memaksa Gajah Mada untuk mengumandangkan Sumpah Palapa. Gajah Mada menggiginkan persatuan di tanah airnya meskipun dengan cara yang terkesan otoriter dengan tidak mengurangi kecintaannya kepada tanah air. Sumpah tersebut mempertaruhkan nama besarnya untuk menyatukan seluruh nusantara di bawah panji Kerajaan Majapahit. Selain itu Gajah Mada juga mempertaruhkan kenikmatan duniawi dan istirahatnya demi persatuan nusantara. Sumpah pemuda adalah hari keramat bagi bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah salah satu dari berbagai landasan utama bagi kebangkitan nasional. Sumpah Pemuda telah mendorong semangat persatuan dan kebangsaan (nasionalisme) bangsa Indonesia. Ketika beraneka-ragam kecenderungan permusuhan dan perpecahan mulai nampak membahayakan, Sumpah Pemuda lahir. Setelah dikumandangkannya Sumpah Pemuda, hampir seluruh rakyat Indonesia bersemangat untuk lepas dari belenggu penjajahan. Mereka menginginkan kemerdekaan negerinya. Ini mereka lakukan karena tidak ingin negerinya terus menerus terinjak-injak oleh bangsa asing. Mereka mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya demi kemerdekaan tanah air Indonesia.
F. Jiwa Sumpah Palapa dalam Batang Tubuh Sumpah Pemuda
Secara tidak langsung ternyata sebagian kecil dari jiwa Sumpah Palapa menjiwai Sumpah Pemuda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kesamaan antara Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda dalam berbagai hal. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa kedua sumpah ini merupakan sumpah setia. Tujuan dari Sumpah Palapa tidak lain untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa di nusantara telah merasuk dirumusan Sumpah Pemuda. Hampir seluruh isi Sumpah Palapa bermakna sama yakni persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat Gajah Mada dalam mempersatukan seluruh nusantara telah merasuki jiwa para pemuda 1928. Para pemuda mempunyai semangat yang berapi-api dalam menumbuhkan rasa persatuan dan kebangsaan para pemuda. Perjuangan para pemuda Indonesia dalam melepaskan tanah air Indonesia tidak jauh beda dengan perjuangan Gajah Mada sewaktu menyatukan seluruh nusantara di bawah Kerajaan Majapahit.
Kesimpulan
Isi Sumpah Palapa dan Sumpah
Pemuda yang menyatakan kecintaannya kepada tanah air membuat tidak ada jarak.
Hal tersebutlah yang membuat jiwa Sumpah Palapa merasuk di jiwa Sumpah Pemuda.
Dua sumpah ini—Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda—adalah dua tekad untuk membuat Indonesia menjadi satu, tapi dengan perbedaan yang signifikan.
Sumpah Pemuda mengawali niat untuk menjadikan Indonesia Satu tak dimulai dengan kekuasaan, tapi rasa ke-satu-an yang diliputi cinta, yaitu cinta tanah air, bangsa dan bahasa. Sedangkan Sumpah Palapa, mengawali niat untuk menjadikan Nusantara Satu dengan ambisi politik yang kental, karena ingin menyatukan Nusantara dalam rangka menguatkan kekuasaan.
Dua sumpah ini—Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda—adalah dua tekad untuk membuat Indonesia menjadi satu, tapi dengan perbedaan yang signifikan.
Sumpah Pemuda mengawali niat untuk menjadikan Indonesia Satu tak dimulai dengan kekuasaan, tapi rasa ke-satu-an yang diliputi cinta, yaitu cinta tanah air, bangsa dan bahasa. Sedangkan Sumpah Palapa, mengawali niat untuk menjadikan Nusantara Satu dengan ambisi politik yang kental, karena ingin menyatukan Nusantara dalam rangka menguatkan kekuasaan.