KESEHATAN MENTAL
TUGAS 1
OLEH :
FARADINA LESTARI WISSA PUTRI
NPM :12511691
KELAS :2PA06
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA 2011
Banyak
orang yang mengatakan bahwa diri nya sehat, dan semua orang ingin hidup nya
selalu sehat. Tapi apakah anda tau apa itu sehat ? ya sehat adalah keadaan
dimana seseorang merasakan bahwa dirinya tidak mengalami gangguan fisik,
mental, tidak memiliki suatu penyakit dan hidup dengan sejahtera.
Sedangkan pengertian
kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”.
Sedangkan pengertian
kesehatan menurut Undang-undang adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Konsep Kesehatan memiliki
beberapa dimensi diantaranya :
- Dimensi Emosional
Menurut Goleman, emosional merupakan
hasil dari rasa takut, gelisah, marah, sedih dan senang. Sedangkan Dimensi
Emosional dalam konsep kesehatan yaitu bagaimana seorang individu dapat
menikmati hidup nya dengan baik dan dapat dengan baik pula dalam mengatasi
masalah dalam hidupnya. Orang yang sehat secara emosi dapat terlihat dari
kestabilan dan kemampuan dirinya dalam mengontrol dan mengekspresikan perasaan
nya seperti perasaan marah, sedih maupun senang, yang dilakukan secara tidak
berlebihan. Selain itu seorang individu harus memiliki kemampuan untuk mengelola
stress dan mengekspresikan emosinya agar dapat diterima orang lain dan mampu
mendisiplinkan diri.
- Dimensi Intelektual
Konsep Kesehatan dengan dimensi
intelektual yaitu, dengan berfikir divergen (mencoba untuk
menemukan berbagai perbedaan dan bias dengan kreativitas yang biasanya dapat
diukur dengan fluency, flexibilitas, dan originality) dan
berfikir kritis, selain itu mampu membuat keputusan dengan tepat. Selain itu,
dapat memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, agar dapat memecahkan
maalahnya dengan baik.
Seseorang dapat dikatakan sehat secara
intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik
serta mampu melihat realitas. Serta memiliki nalar yang baik dalam memecahkan
masalah atau mengambil keputusan. Seorang individu juga harus memiliki
kemampuan belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar personal,
keluarga dan pengembangan karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk
secara terus menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan
perubahan baru.
- Dimensi Fisik
Suatu kondisi tubuh yang diharuskan
dengan kondisi tubuh yang sehat, serta mempunyai kebiasaan hidup yang sehat.
Dikatakan sehat bila secara fisik (fisiologis) terlihat normal, tidak cacat,
tidak mudah sakit dan tidak ada kekurangan sesuatu (fisik) apapun.
Selain itu, kondisi fisik yang baik
harus memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas sehari-hari, pencapaian
kebugaran, menjaga nutrisi dan ketepatan proporsi tubuh dari timbunan lemak
yang berlebihan, bebas dari penggunaan obat-obatan, alkohol dan rokok.
- Dimensi Sosial
Sehat secara sosial dapat dikatakan bagi
mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan dengan baik dengan lingkungan
sekitarnya serta mampu untuk bekerja sama. Seorang individu harus mampu
menjalankan perannya di keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Seseorang
dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi
dengan baik. Kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesama dan dengan
lingkungannya, serta dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan
dapat menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang
berbeda.
- Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan
kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud kepada keprcayaan
agama yang dianut oleh masing-masing individu, dan adanya nilai-nilai agama
yang dianut. Sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang
memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka. Secara rohani
seseorang dianggap sehat karena pikirannya jernih, tidak melakukan atau
bertindak dengan hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa berfikir
rasional.
Adanya dimensi
spiritual menyebabkan seorang individu percaya adanya beberapa kekuatan
(seperti kekuatan alam, ilmu pengetahuan, agama dan bentuk kekuatan lain) yang
diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya. Setiap individu memiliki nilai
moral dan etika yang dianutnya.
KESIMPULAN
Konsep kesehatan
memiliki 5 dimensi, yaitu :
1. Dimensi
Emosi, yang artinya seseorang mampu mengendalikan perasaannya sesuai dengan
keadaan. Serta kemampuan seseorang untuk mengelola stress dan perasaannya agar
perilakunya dapat diterima dengan baik oleh orang lain.
2. Dimensi
Intelektual, artinya seseorang dapat dikatakan sehat secara intelektual jika
seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik dan mampu melihat
realitas, serta memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau dalam
mengambil keputusan.
3. Dimensi
fisik, artinya seseorang yang dikatakan sehat bila secara fisiologis (fisik)
terlihat normal, tidak cacat, tidak mudah sakit dan tidak kekurangan sesuatu
apapun (terutama dalam hal fisik).
4. Dimensi
Sosial, artinya seseorang dapat dikatakan sehat secara dimensi sosial jika
orang tersebut bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya serta
mampu untuk bekerja sama dengan orang lain.
5. Dimensi
Spiritual, artinya seseorang yang sehat secara spritual adalah mereka yang
memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka. Secara rohani dianggap
sehat karena pikirannya jernih, tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang
diluar batas kewajaran sehingga bisa berfikir rasional.
Apabila seseorang telah memiliki ke 5 dimensi konsep
kesehatan seperti yang sudah dijelaskan, maka ia akan selalu hidup sehat dan
sejahtera.
TEORI
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaaan manusia
menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-pecah dalam fungsi-fungsi. Memahami
kepribadian berarti memahami aku, diri, self atau memahami manusia seutuhnya.
Hal terpenting yang harus diketahui berkaitan dengan pemahaman kepribadian
adalah bahwa pemahaman itu sangat dipengaruhi paradigma yang dipakai sebagai
acuan untuk mengembangkan teori itu sendiri. Para ahli kepribadian ternyata
meyakini paradigma yang berbeda-beda, yang mempengaruhi secara sistematik
seluruh pola pemikirannya tentang kepribadian manusia. Paradigma itu pada
sebagian ahli kepribadian dikemukakan dengan tegas, pada sebagian yang lain
paradigmanya tersamar dan dikenali melalui metode analisisnya (Alwisol, 2007).
Perkembangan ini berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayat.
Perkembangan merupakan suatu proses pembentukan social self (pribadi dalam
masyarakat), yakni pembentukan pribadi dalam keluarga, bangsa dan budaya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak
ahli-ahli psikolog yang mengembangkan teori-teori mengenai kepribadian. Teori-teori
yang dikemukakan oleh para ahli psikolog biasanya saling berkaitan dan saling
memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan teori kepribadian manusia.
Perkembangan teori kepribadian yang paling terkenal menurut beberapa tokoh diantaranya, :
1.
Erik Erikson
Erik
Erikson terkenal dengan teorinya tentang 8 tahap atau fase perkembangan
kepribadian manusia. Erikson memilih untuk lebih fokus pada perkembangan ego
yang terjadi di sepanjang kehidupan manusia dari anak-anak sampai manusia
tersebut mati. Erikson juga merupakan pelopor yang mengambil sudut pandang
rentang kehidupan.
8
tahap/fase perkembangan kepribadian menurut Erikson memiliki ciri utama di
setiap tahapnya, yaitu di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak
bersifat sosial, yang berjalan melalui krisis diantara dua polaritas. 8 tahap
itu diantaranya,:
1)
Basic Trust Vs
Mistrust (Lahir-12/18bulan)
Bayi
mengembangkan kesadaran apakah dunia merupakan tempat yang baik dan aman bagi
dirinya. Kekuatan nya ada pada Harapan.
2)
Autonomy Vs
Shame and Doubt (12/18 bulan-3 tahun)
Anak
mengembangkan keseimbangan antara kemandirian serta kemampuan mencukupi
kebutuhan diri dengan rasa malu dan ragu. Kekuatan : Kehendak.
3)
Initiative Vs
Guilt (3-6 Tahun)
Anak
mengembangkan inisatif ketika mencoba berbagai kegiatan baru dan tidak diliputi
rasa bersalah. Kekuatan : Tujuan.
4)
Industry Vs
Inferiority (6 tahun sampai masa pubertas)
Anak
harus belajar berbagai keterampilan budaya atau menghadapi berbagai perasaan
tidak mampu. Kekuatan : Keterampilan.
5)
Identity Vs
Identity Confusion (Pubertas-Dewasa muda/Dewasa Awal)
Remaja
harus menentukan siapakah dirinya (mencari jati diri) atau pada saat mengalami
kebingungan mengenai berbagai peran. Kekuatan : Kebajikan.
6)
Intimacy Vs
Isolation (Dewasa Awal)
Berusaha
membuat komitmen dengan orang lain, jika tidak berhasil bisa menderita
keterasingan dan hanya tertarik pada diri dan kegiatannya sendiri. Kekuatan : Cinta.
7)
Generativity Vs
Stagnation (Dewasa Tengah)
Orang
dewasa yang matang peduli dengan kemapanan dan membimbing generasi berikutnya
atau merasa lemah secara pribadi. Kekuatan : Kepedulian.
8)
Intergrity Vs
Despair (Dewasa Akhir)
Lansia
mencapai penerimaan hidupnya sendiri, membuat mereka dapat menerima kematian
atau putus asa atas ketidakmampuan nya dalam menghidupkan kembali kehidupan.
Kekuatan : Kebijaksanaan.
2.
Gordon
W Allport
Kepribadian adalah:"sebuah organisasi
dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik
perilaku dan pikirannya."
Teori trait
oleh Gordon W. Allport. Central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya
digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Unit dasar dari
kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf.
Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang
dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan
ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian,
dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang
sama. Faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan
perilaku manusia.
3.
Sigmund
Freud
Freud dikenal sebagai Bapak Psikoanalisa. Freud terkenal
dengan teori-teorinya yang ia hasilkan dari hasil penelitian yang ia lakukan.
Menurut Freud, dinamika/struktur kepribadian terdiri dari 3 sistem atau
tingkatan, yaitu :
- id,yaitu tidak lain dari representasi psikis kebutuhan-kebutuhan biologis.
- Ego, berperan sebagai “eksekutif” yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti “polisi lalu lintas” yang selalu mengontrol jalannya id, super ego dan dunia luar, karena ego memiliki kontak langsung dengan realita.
- Super ego, adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu mana benar-salah, baik-buruk, boleh dilakukan-tidak boleh dilakukan dsb.
Freud kemudian
mengidentifikasi tentang mekanisme pertahanan diri pada manusia, mekanisme
pertahanan diri tersebut, diantaranya :
1. Represi (Repression)
Represi adalah mekanisme pertahanan diri yang paling
dasar, karena muncul juga pada bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri lainnya.
2.
Pembentukan
Reaksi (Reaction Formation)
Pembentukan Reaksi
adalah salah satu mekanisme pertahanan diri agar dorongan yang ditekan bisa
disadari dengan cara menyembunyikan diri dalam selubung yang sama sekali
bertentangan dengan bentuk semula.
3. Pengalihan (Displacement)
Pengalihan adalah salah
satu mekanisme pertahanan diri dengan cara mengarahkan dorongan-dorongan yang
tidak sesuai pada sejumlah orang atau objek sehingga dorongan aslinya
terselubung atau tersembunyi.
4. Fiksasi (Fixation)
Fiksasi adalah
keterikatan permanen dari libido pada tahap perkembangan sebelumnya yang lebih
primitif dan bersifat universal.
5. Regresi (Regression)
Regresi adalah langkah
mundur pada saat libido melewati tahap perkembangan tertentu di masa-masa yang
penuh stress dan kecemasan, sehingga libido bisa kembali ke tahap yang sebelumnya.
6. Proyeksi (Projection)
Proyeksi adalah
dorongan atau perasaan orang yang tidak dapat diterima, padahal sebenarnya
perasaan atau dorongan tersebut ada di alam tidak sadar dirinya sendiri.
7. Introyeksi (Introjection)
Introyeksi adalah
mekanisme pertahanan diri dimana seseorang meleburkan sifat-sifat positif orang
lain ke dalam egonya sendiri.
8. Sublimasi (Sublimation)
Sublimasi adalah
represi dari tujuan genital dari Eros dengan cara menggantinya ke hal-hal yang
bisa di terima, baik secara kultural maupun sosial. Tujuan sublimasi
diungkapkan secara jelas terutama melalui pencapaian kultural kreatif, seperti
pada seni, musik dan sastra. Lebih tepatnya pada segala bentuk hubungan antar
manusia dan aktivitas-aktivitas sosial lainnya.
Kesimpulan dari
mekanisme pertahanan diri yaitu melindungi ego dari kecemasan.
Mekanisme-mekanisme tersebut bersifat universal yang artinya semua orang
melakukan perilaku-perilaku defensif sampai pada tahap tertentu.
Pada umumnya mekanisme
pertahanan diri memberikan manfaat pada individu dan tak berbahaya bagi
masyarakat. Selain itu, salah satu mekanisme pertahanan diri yaitu sublimasi
pada umumnya menguntungkan baik bagi individu maupun bagi masyarakat.
Tahap perkembangan
Seksual/ Kepribadian pada manusia menurut Freud, yaitu :
1. Tahap
Oral (Lahir-1 tahun) : Aktifitas fokus pada mulut.
2. Tahap
Anal (1-3 tahun) : Aktifitas fokus pada anus.
3. Tahap
Phalic (3-6 tahun) : Aktifitas fokus pada alat kelamin.
4. Tahap
Latency (6-12 tahun) : Masa yang paling baik untuk belajar.
5. Tahap
Genital (diatas 12 tahun) : Menuju pubertas dan lebih dewasa.